Contribution Of Ambassador As A Manifestation Gender Education In PTKIN (Case Study In Da'wah Management Departement UIN Satu Tulungagung)

Abstrak

Dunia perguruan tinggi dihebohkan dengan pemberitaan yang dilansir oleh Duta.co pada hari Kamis, 26 Maret 2020 bahwa ternyata 42 persen mahasiswa LDK setuju Khilafah. Sedangkan sebelumnya Tirto. id pada tanggal  12 Oktober 2019 memberitakan bahwa Hasil penelitian terbaru dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan sebanyak 58 persen remaja putri yang hamil di luar nikah berupaya menggugurkan kandungannya alias memilih melakukan aborsi. Tugas utama PTKIN sebagaimana dimanatkan oleh Menteri Agama RI adalah integrasi keilmuan, membentuk karakter generasi bangsa dan SDM yang luhur dan unggul dalam prestasi. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan, menganalisis dan mengkaji secara spesifik terhadap konsep dan aktualisasi duta Dakwah sebagai manifestasi pendidikan gender di PTKIN dengan asumsi bahwa UIN SATU Tulungagung sebagai kampus Dakwah dan Peradaban telah mampu mencetak  Duta Dakwah yang mampu memperjuangngkan kesetaraan dan kebebasan perempuan untuk menjadi patner laki-laki dalam berpacu meraih prestasi dalam bidang akademik, maupun non akademik dengan tiga prinsip perjuangan dakwah optimis, ikhlas dan solidaritas. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode analisis fenomenologis, dengan berprinsip pada grand theory “strategi organisasi” yang digagas Alfred pada tahun 1962 bahwa perubahan dalam organisasi telah mendahului dan mengarahkan perubahan masyarakat dengan struktur yang tersentralisir dan karakter yang dekat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi duta dakwah sangat nyata dalam mewujudkan manifestasi pendidikan gender di UIN SATU Tulungagung secara khusus dan PTKIN secara umum.